Gajah Sumatera
merupakan subspesies dari gajah Asia. Kini, gajah adalah jenis hewan
yang paling besar yang hidup di alam. Gajah Sumatera bahkan menjadi
mamalia dengan ukuran tubuh terbesar di Nusantara. Ciri khas fisik gajah
adalah belalai dan gadingnya. Gajah Sumatera jantan memiliki gading
yang lebih pendek dikelasnya, sementara Gajah Betina Sumatera lebih unik
lagi karena memiliki gading yang sangat pendek. Jika Anda melihat
sekilas, akan tampak seolah gading itu bersembunyi di balik bibir
atasnya.
Gajah Sumatera atau Elephas maximus sumatranus
adalah hewan cerdas yang memiliki ukuran otak lebih besar dibandingkan
dengan mamalia lainnya. Hewan raksasa ini membutuhkan asupan 150 kg
dedaunan sebagai makanannya dan 180 liter air setiap hari. Sekali minum,
Gajah Sumatera bisa menghabiskan 9 liter air dengan menghisapnya
melalui belalai. Selain untuk minum, belalai hewan ini juga berfungsi
untuk menggamit benda pada bagian ujungnya. Bobot Gajah Sumatera pada
umumnya berkisar antara 4 hingga 6 ton dengan tinggi tubuh 1,7 hingga
2,6 meter. Dengan ukuran raksasanya, Gajah Sumatera dapat berkelana
sejauh 20 km dalam waktu satu hari demi memenuhi asupan makanannya.
Gajah Sumatera memiliki kepekaan yang tinggi terhadap bunyi-bunyian, hal
ini didukung oleh ukuran telinga mereka yang cukup besar. Dalam hal
usia, Gajah Sumatera yang hidup dalam perawatan biasanya mampu bertahan
hidup lebih lama yaitu 70 tahun, dibandingkan dengan yang hidup di alam
hutan liar, pada umumnya mereka berumur lebih pendek karena banyaknya
ancaman yang menggangu kelangsungan hidupnya.
Mobilitasnya yang cukup tinggi mengakibatkan Gajah Sumatera
dapat hidup dalam tipe habitat yang berbeda-beda, diantaranya seperti
Hutan rawa, Hutan rawa gambut, Hutan dataran rendah, dan Hutan hujan
pegunungan rendah. Gajah Sumatera menyukai hutan yang ditumbuhi
pepohonan yang lebat, selain dapat dijadikan tempat berteduh untuk
menstabilkan suhu tubuh saat cuaca panas, juga karena hewan raksasa
Sumatera ini membutuhkan suplai makanan hijau untuk menu utama dan juga
pelengkap guna memenuhi asupan mineral kalsium untuk pertumbuhan gading,
tulang serta gigi. Tidak hanya pepohonan yang lebat, mereka juga akan
memilih habitat yang memiliki sumber air. Mereka adalah spesies yang
sangat bergantung pada ketersediaan air untuk minum dan berkubang.
Uniknya, gajah menggunakan mulut untuk minum ketika berendam di sungai,
namun menggunakan belalai saat minum di daerah rawa dan sungai dangkal.
Gajah Sumatera memilih untuk makan saat hujan atau setelah hujan reda
agar dapat memenuhi kebutuhan garam mineral dalam tubuhnya seperti
kalsium, magnesium, dan kalium. Cara cerdas lainnya yang mereka lakukan
adalah dengan menggemburkan tanah tebing atau memakan gumpalan tanah
yang mengandung garam. Ekstrimnya, hewan khas Pulau Sumatera ini kerap melukai bagian tubuhnya agar dapat menyikat darahnya yang mengandung garam.
Sifat
khas lain yang dipunyai hewan ini adalah kecenderungannya untuk hidup
berkelompok. Dalam penjelajahannya, kawanan gajah akan mempertahankan
kelompoknya dan saling berkomunikasi melalui suara yang bersumber dari
getaran pangkal belalainya. Reproduksi gajah betina berfungsi secara
matang pada usia 8 hingga 10 tahun, cukup muda apabila dibandingkan
dengna masa reproduksi gajah jantan yang matang saat menginjak tahun
ke-12 hingga 15. Tahukah Anda bahwa betina endemik Sumatera ini
memerlukan waktu 19 hingg 21 bulan dalam masa kehamilan hingga
melahirkan dan hanya melahirkan satu ekor saja. Bayi gajah pada umumnya
menyusu pada sang induk selama dua tahun dan lahir dengan bobot 90 kg.
Sayangnya, Gajah Sumatera masuk dalam golongan satwa terancam punah (endangered)
pada daftar merah spesies terancam oleh Lembaga Konservasi Dunia IUCN.
Banyak hal yang memicu kepunahannya, mulai dari serangan liar dalam
hutan, pembebasan lahan untuk area perkebunan dan pembangunan, serta
pembantaian yang dilakukan manusia karena menganggap hewan ini sebagai
musuh yang terkadang memasuki pemukiman masyarakat akibat hutan habitat
mereka yang terus menerus dirambah oleh kepentingan bisnis komersial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar