Terakhir kemarin, Presiden SBY menggelar kuis yang diberi hashtag #KopdarPamitan. Kuis tersebut ternyata atas usulan dari Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan kuis #KopdarPamitan mendapatkan banyak permintaan dari warga media sosial instagram dan Facebook untuk ikut dalam acara perpisahan di Istana Yogyakarta.
"Iya (inisiatif Bu Ani). Karena untuk respon permintaan harapan dan keinginan. Kemarin di Bali juga ada perpisahan," kata Julian, di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (13/10) kemarin.
Hal ini, kata Julian, merupakan sesuatu yang wajar. Bu Ani ingin turut mengundang warga media sosial yang terpilih untuk acara salam perpisahan tersebut.
"Ya itu kan hal yang wajar karena ibu negara banyak terima permintaan dalam instagram atau komunitas netizen dia, pertemuan terakhir selama masih sebagai ibu negara," ujarnya.
Berikut 5 hal yang dilakukan Presiden SBY jelang lengser seperti yang berhasil dihimpun dari situs Merdeka:
1. SBY bikin kuis #KopdarPamitan
Masa
jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bakal segera berakhir.
20 Oktober nanti, SBY bakal resmi pensiun sebagai orang nomor satu di
Indonesia, digantikan oleh Joko Widodo.
Jelang pensiun, SBY yang juga ketua umum Partai Demokrat itu menggelar
kuis kepada khalayak umum. Kuis itu diumumkan di akun Facebook milik SBY
dan akun instagram istri SBY, Ani Yudhoyono.
Kuis itu diberi hashtag #KopdarPamitan. Pemenang kuis bakal diundang ke
Istana Kepresidenan Yogyakarta, Kamis (16/10) nanti, untuk bertemu
dengan SBY dan Ani Yudhoyono dalam rangka berpamitan selesai masa tugas
sebagai presiden.
"Tweet opini-opini Anda mengenai 10 tahun pemerintahan Presiden SBY.
Jangan lupa sertakan hashtag #KopdarPamitan. Opini terpilih akan
diundang untuk mengikuti #KopdarPamitan bersama Presiden SBY & Ibu
Ani. Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat," demikian status
Facebook Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (13/10).
Kuis tersebut dimulai sejak Minggu (12/10) kemarin hingga Selasa (14/10) pukul 14.00 WIB. "Sampai jumpa di Yogyakarta."
2. Obral tanda kehormatan buat para menteri
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono kemarin memberi penganugerahan tanda
kehormatan kepada sejumlah menteri, wakil menteri, mantan menteri dan
wakil menteri serta tokoh masyarakat. 62 Orang mendapat Tanda Bintang
Mahaputra dan 6 orang mendapat Tanda Jasa Kehormatan
"Keputusan Presiden RI Nomor 89/TK/Tahun 2014 Tanggal 11 Oktober 2014
tentang penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra kepada 62
orang," ujar SBY di Istana, Senin (13/10).
Adapun rincian 62 orang yang mendapat Tanda Bintang Mahaputra adalah 33
orang mendapat Tanda Bintang Mahaputra Adipradana, 23 orang mendapat
Tanda Bintang Mahaputra utama dan 6 orang mendapat Tanda Bintang
Mahaputra Nararya.
"Penghargaan ini adalah penghargaan kehormatan tertinggi oleh Pemerintah
RI kepada warga negara asing," kata Presiden Yudhoyono sebelum
menyematkan bintang tersebut di Nusa Dua, Bali, minggu lalu.
Menurut dia, Presiden Filipina layak memperoleh penghargaan itu,
utamanya karena jasa-jasanya dalam memperkokoh hubungan bilateral antara
kedua negara.
"Komitmennya untuk mempromosikan kerja sama bilateral telah membuka
banyak peluang," kata Presiden seraya menyebutkan bahwa kerja sama
ekonomi kedua negara mengalami peningkatan sebesar 10,9 persen dalam
lima tahun terakhir.
Presiden kemudian menyampaikan keyakinannya bahwa peningkatan yang luar
biasa itu akan terus berkembang di masa depan. Lebih lanjut Presiden
juga mengapresiasi peran Presiden Filipina dalam menyelesaikan masalah
perbatasan kedua negara secara damai.
Di tataran global, menurut Presiden Yudhoyono, kedua negara aktif
bekerja sama di beragam forum kawasan maupun internasional, terutama
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Indonesia menanti untuk terus meningkatkan kerja sama dengan Filipina dalam kerangka masyarakat ASEAN," ujarnya.
4. Siapkan upacara militer untuk Jokowi usai pelantikan
Presiden
terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan dilantik pada 20 Oktober mendatang.
Usai pelantikan tersebut, rencananya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) akan membuatkan upacara militer untuk Jokowi di Istana Negara.
"Nanti kan acara yang menjadi pos atau yang melaksanakan kan MPR.
Setelah pelantikan itu rencananya ada upacara pelepasan dan penyambutan
baru oleh Pak SBY," ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di
Komplek Istana Jakarta, Senin (13/10).
Menurut Julian, upacara itu seperti upacara militer serah terima jabatan
Panglima TNI. Upacara serah terima tersebut juga merupakan yang pertama
kalinya dilakukan pada pergantian presiden di Indonesia.
"Saya kira penyambutan penerimaan presiden baru secara militer sekaligus
secara simbolis. Jadi acara penghormatan dari pasukan penghormatan, ini
baru pertama," ujarnya.
Saat ditanya apakah akan mengundang mantan presiden terdahulu, Julian
masih belum bisa memastikan. "Tapi rasanya tidak (mengundang). Itu hanya
Presiden SBY menerima Presiden Jokowi. Dan melaksanakan acara
seremonial kehormatan secara militer dari presiden SBY, pelepasan secara
militer juga," papar Julian.
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan bahwa upacara
serah terima tersebut memang seperti saat sertijab Panglima TNI.
Nantinya Presiden SBY akan menjadi inspektur upacara dan kemudian
digantikan oleh Jokowi.
"Pak SBY jadi irup (inspektur Upacara) terus gantian Pak Jokowi jadi irup. Sama seperti sertijab panglima," ujar Moeldoko.
Saat ini, kata Moeldoko protokoler tengah disusun untuk mendampingi
presiden baru, Jokowi. TNI pun telah menyiapkan pasukan untuk
mengamankan pelantikan Presiden terpilih Jokowi.
"Paling (pengamanan) 4 SSK. Karena kan terbatas, kira-kira begitu," ujarnya.
Setelah acara itu, Moeldoko menambahkan, Presiden SBY tidak lagi akan
dikawal oleh pasukan khusus. SBY pulang dengan tanpa pengawalan seperti
presiden dulu.
"Memang ada aturannya, mantan presiden (pengamanan) kan ada aturannya," ujar Moeldoko.
5. Kunjungan ke 3 negara
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) September lalu melakukan perjalanan
kunjungan kerja ke Portugal, Amerika Serikat dan Jepang bersama
rombongan. Dalam kunjungan ke tiga negara itu, SBY tak menggunakan
pesawat kepresidenan.
Sekretaris Sekretariat Negara Taufik Sukasah mengatakan alasan Presiden
SBY beserta rombongan tak gunakan pesawat kepresidenan. Menurut Taufik,
pertimbangan menggunakan pesawat komersil karena perjalanan yang akan
ditempuh adalah jarak jauh.
Sebab, pesawat kepresidenan tidak bisa digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
"Kalau perjalanan panjang kan terbang bisa 6 jam. Nah, ini bisa 13 jam,"
ujar Taufik di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (18/9).
Taufik mengatakan jika dipaksakan menggunakan pesawat kepresidenan, maka
dampaknya akan lebih sering transit. Hal inilah yang menjadi
pertimbangan pihaknya, presiden dan rombongan dipakaikan pesawat
komersil Garuda Indonesia.
Berbagai agenda dilakukan SBY dan rombongan di 3 negara tersebut. Namun
kedatangan SBY di Amerika Serikat malah mendapatkan sambutan aksi
demonstrasi WNI di sana yang menolak berlakunya pilkada lewat DPRD
sebagaimana yang diputuskan oleh DPR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar