Banyak kisah mistis yang bercerita, sekaligus membuktikan, bahwa baik
musholla maupun mesjid kerap menjadi tempat tinggal Jin Muslim.
Kisah-kisah ini tentu saja tak bisa dianggap dongeng isapan jempol,
apalagi hanya dianggap tahyul semata.
Makhluk jin memang lebih mengutamakan untuk tinggal di tempat-tempat yang sunyi dan sepi dari
manusia, seperti di padang pasir atau belantara. Namun, ada juga di
antara mereka yang senang tinggal bersama manusia, yaitu di dalam rumah.
Abu Bakar bin Ubaid meriwayatkan sebuah hadits Rasulullah SAW, yang
menyebutkan, "Pada setiap rumah kaum muslimin ada Jin Islam yang tinggal
di atapnya, setiap kali makanan diletakkan, maka mereka turun dan makan
bersama penghuni rumah itu."
Jadi dengan demikian tidaklah
mustahil jika ada komunitas jin yang senang tinggal di masjid atau
musholla. Tentu saja, komunitas jin dimaksud berasal dari kalangan Jin
Muslim. Keberadaan mereka di kedua tempat suci ini bukan semata
menjadikannya sebagai tempat tinggal, namun sekaligus juga ingin menjaga
kesuciannya.
Dakam rangka mengisi Ramadhan kali ini, saya akan
coba menampilkan beberapa petikan kisah dari pengalaman mereka yang
pernah merasakan fenomena keberadaan jin di musholla atau masjid.
Berikut cuplikan kisahnya….
Tidur di Masjid, Tukeng Ojek Digampar Jin
Pengalaman mistis ini dialami oleh seorang pemuda yang berprofesi
sebagai tukang ojek yang. Ia tinggal di sebuah kampung di suatu wilayah
di Kecamatan Kasemen, Serang, Banten. Peristiwa nyeleneh tersebut
terjadi beberapa waktu yang lalu.
Ahyadi, demikian namanya,
memang hanya seorang pengojek, tapi penampilan serta kelakuannya tidak
seperti teman-teman pengojek lainnya. Ia mempunyai kebiasaan yang sangat
buruk, yaitu gemar berjudi, mabuk-mabukan, dan main perempuan. Meskipun
tinggalnya dekat dengan mesjid, namum bisa dibilang ia sangat jarang
menjalankan perintah Allah, yakni sembahyang lima waktu.
Suatu
malam sepulang dari berjudi dan dalam keadaan setengah mabuk, Ahyadi
sudah tidak kuat lagi melangkahkan kakinya untuk sampai ke rumah.
Sesampainya di depan masjid jami’ yang menang terletak tidak jauh dari
rumah orang tuanya, ia sudah tidak kuat lagi berjalan. Celakanya, dalam
keadaan mabuk itu ia malah seenaknya masuk ke dalam mesjid, dan kemudian
jatuh lunglai di lantai mesjid.
Karena dalam keadaan mabuk
berat, tak lama kemudian ia tertidur dengan pulasnya. Dalam tidur inilah
ia bermimpi didatangi oleh sosok makhluk tinggi besar dan hitam.
"Hai manusia, kau tidak pantas berada di sini, pergi kau dari sini!"
bentak makhluk itu dalam mimpinya, seperti diceritakan Ahyadi kepada
Penulis.
Ahyadi menggigil ketakutan. Namun, antara sadar dan
tidak, ia sama sekali tidak bisa menggerakkan kakinya untuk pergi
meninggalkan ruangan masjid. Melihat ini, sosok tinggi besar itu murka
dan menggamparnya.
Plak…plak! Ahyadi merasakan wajahnya
ditempeleng oleh kekuatan yang sangat hebatm, hingga membuatnya
menyeringai kesakitan. Namun ia tak mampu berteriak, sebab seketika itu
mulutnya kaku.
Sambil memegangi wajah dan mulutnya, Ahyadi
segera terjaga dari tidur dan langsung ngacir ke rumahnya. Dasar
pemabuk, setelah masuk ke rumah, ia kembali meneruskan tidurnya tanpa
memperdulikan wajahnya yang ia rasakan sakit.
Esok harinya,
alangkah kagetnya Ahyadi saat ia melihat wajahnya dalam cermin. Pipi
yang sebelah kanan membesar, bengkak seperti habis dipukuli. Mulutnya
juga sedikit mencong. Menyadari keadaan dirinya, Ahyadi segera mencari
orang pintar untuk mendeteksi keganjilan yang ia alami.
Menurut
penuturan orang pintar yang ditemuinya, Ahyadi telah diberi pelajaran
oleh Jin Muslim yang menjaga masjid itu. Masih menurut orang tua tadi,
Jin Muslim penunggu masjid itu tidak senang tempat ibadah dikotori dan
ditiduri oleh orang yang kotor seperti Ahyadi.
Alhamdulillah,
bengkak wajah Ahyadi dalam dua pekan dapat berangsur pulih dan kembali
normal seperti sedia kala setelah dirinya mendapatkan penanganan dari
orang pintar. Hikmah dari kejadian aneh ini, sedikit demi sedikit Ahyadi
berhasil mengubah kebiasaan buruknya. Pemuda berandalan ini sekarang
sudah berubah menjadi pemua sholeh yang tak pernah tinggal sholat lima
waktu.
Tidur di Pengimaman, Dipindahkan Jin ke Kolam
Imaduddin, seorang yang pernah nyantri di sebuah pondok pesantren
salafiyah di Jawa Timur, menuturkan kisahnya kepada saya. Berikut saya
ringkaskan untuk para sahabat:
Peristiwanya terjadi di tahun
2003 silam. Waktu itu saya sedang dalam perjalanan dan kebetulan
kehabisan ongkos. Ya, namanya saja santri. Kondisi keungannya memang
selalu saja cekak.
Karena kemalaman, saya dan dua orang teman
sesama santri memutuskan untuk nginap di sebuah musholla kecil yang ada
di sebuah desa yang terletak di jalan antara Pasuran dan Surabaya.
Mulanya kami bertiga hanya tidur di teras musholla. Kira-kira pukul
setengah dua dinihari, kami pindah ke dalam, soalnya di luar udara
sangat dingin menggigit persendian. Salah seorang temanku, Idham
namanya, tidur di tempat pengimaman. Waktu itu, aku dan Ramli, teman
yang santri yang satunya lagi, memang tidak begitu memperhatikannya,
sebab mungkin karena kami mengantuk berat, jadi tidak sempat lagi
mengingatkan Idham agar jangan tidur di tempat pengimaman.
Walhasil, aku dan Ramli bangun pukul setengah lima pagi, dan kami tidak
melihat Idham. Namun sekali lagi, kami masih belum sepenuhnya sadar
bahwa Idham hilang. Baru sehabis sholat subuh, kami sadar kalau Idham
tidak ada. Ah, kami pikir mungkin dia sedang mencari makanan untuk
sekedar mengganjal perut.
Tapi celakanya, sampai pukul 6 pagi
itu Idham tak juga muncul. Ketika itu kebetulan ada seorang ibu yang
ingin memandikan anaknya di kamar mandi mushola tersebut. Ibu ini
tiba-tiba menjerit histeris sambil menunjuk-nunjuk ke kamar mandi.
Aku dan Ramli kaget, sebab sejak berada di mushola itu kami memang
tidak tahu ada kamar mandinya. Mendengar jeritan ibu itu, apalagi dia
mengatakan ada mayat, kami pun bergegas menghampirinya. Astaga! Aku
kaget bukan kepalang. Antara takut dan sulit percaya, kulihat tubuh
Idham tergeletak di bak mandi, dengan kepalanya masih nongol di luar.
Anehnya, meski posisinya seperti itu Idham masih tidur pulas. Bahkan,
seolah-olah dia sama sekali tidak mendengar kegaduhan yang terjadi.
Setelah aku dan Ramli berusaha membangunkannya dengan
menggoyang-goyang tubuhnya, Idham akhirnya bangun juga. Dengan
santainya ia keluar dari bak mandi. Dia benar-benar seperti orang
bingung dan sedikit bego.
Ketika aku ceritakan apa yang terjadi
dengan dirinya, Idham pun mendadak ketakutan. Dia kemudian menceritakan
kalau semalam setelah dirinya pindah tidur ke pengimaman, dia mimpi ada
seorang tinggi besar melarangnya tidur di situ. Karena membandel, orang
itu kemudian melemparkan tubuhnya.
"Setelah itu aku tidak
ingat apa-apa lagi. Cuma aku merasa dingin sekali, tapi sekujur tubuhku
terasa kaku dan sakit," cerita Idham. Mungkin, perasaan ini terjadi
karena ia tidur di dalam bak mandi yang masih berisi sedikit air.
Menurut cerita salah seorang sesepuh di lingkungan musholla itu,
dikatakan bahwa musholla itu termasuk bangunan tua yang ada penunggunya.
Dia menyebutkan bahwa Idham kemungkinan besar dipindahkan tidurnya oleh
Jin Muslim yang ada di musholla itu karena dia tidur di tempat imam.
Sang sesepuh pun mengaku sering merasa kalau tadarus malam-malam di
musholla, kerap ada yang mengikuti bacaannya.
"Pernah suatu
malam, saya sholat Isya, waktu itu sudah jam 11 malam. Ketika saya
membaca Al-Fatihah, ada yang jawab amin di belakang saya. Padahal waktu
itu saya sholat sendirian. Mungkin itu adalah bangsa jin yang ikut jadi
makmum," ceritanya pula.
Musholla Jin Di Kota Dumai
Di
Dumai ada sebuah musholla aneh. Musholla ini tepatnya berada di jalan
Perwira, Kelurahan Bagan Besar, Kecamatan Bukit Kapur. Dari musholla ini
Ada cerita misteri yang sampai saat ini belum terkuak. Pembaca Misteri
yang enggan disebut identitasnya mengisahkan tentang mushollah ini:
Musholla tersebut sudah cukup tua. Kabarnya didirikan sekitar tahun
1960-an oleh tokoh agama setempat dengan bangunan ala kadarnya. Baru
sekitar tahun 1990-an direhabilitasi dengan bentuk bangunan yang
sederhana.
Semakin lama semakain ramai penduduk yang
berdomisili di Jalan Perwira. Dari sinilah beredar kabar, konon Musholla
At Taqwa, demikian namanya, dihuni oleh bangsa jin.
Menurut
orang pintar di desa tersebut, tempat tinggal bangsa jin itu sekitar 100
meter di belakang musholla, tepatnya di pohon Sagu atau Rumbia.
Diceritakan, suatu hari ketika bertepatan dengan Jum’at, tepat pukul
13.00 WIB, ada salah seorang warga ingin mengambil daun Rumbia. Setelah
beberapa pelepah daun Rumbia diambilnya, tiba-tiba pohon rumbia itu
tumbang. Bersamaan dengan itu orang yang mengambilnya jatuh pingsan.
Setelah sadar dari pingsannya, ia pun pulang dan melupakan kejadian itu.
Namun, selang beberapa hari kemudian ia jatuh sakit. Suhu tubuhnya
panas tinggi. Sudah minum obat tapi tak kunjung sembuh. Karena panasnya
tidak juga turun juga, ia sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Namun, sakitnya pun tak kunjung sembuh. Ketika dibawa ke orang pintar,
dikatakan bahwa ia ditegur oleh jin penunggu pohon Rumbia itu yang marah
karena pesta hajatnya terganggu. Karena tidak terima dengan hal
tersebut maka salah satu dari bangsa jin tersebut menyiramkan air panas
ke tubuh si pengambil daun Rumbia. Inilah yang menyebabkan suhu tubuh
orang itu tak kunjung mereda.
Dikisahkan pula, salah seorang
tokoh agama setempat pernah melihat sosok jin di dalam musholla.
Ceritanya, ketika itu ia sholat Isya sendirian. Namun, sehabis salam,
ternyata ada sosok wanita yang ikut berjamaah dengannya. Namun anehnya,
wanita itu kemudian menghilang secara tiba-tiba.
Uniknya, ini
berdasarkan paparan orang pintar setempat, di sebelah barat dan timur
halaman musholla ini dikuasai olah bangsa jin yang berbeda. Di bagian
barat dikuasai oleh jin muslim, sedangkan di sebelah timur dikuasai oleh
jin kafir.
Di kedua kawasan makhluk yang sangat berkuasa. Yang
pertama berwujud harimau. Konon, harimau ini dulunya adalah peliharaan
Tok Kurus, orang pertama yang membuka lahan perkampungan yang dahulunya
hutan belantara itu. Harimau peliharaan Tok Kurus ini tentu saja bukan
hewan biasa, melainkan harimau dari bangsa jin muslim. Binatang
jadi-jadian ini sering terlihat oleh warga setempat di dekat mushola.
Tempat-tempat yang Disukai Komunitas Jin
Bangsa jin itu memang senang tinggal di dalam goa, laut dan hutan, atau
tempat-tempat terpencil lainnya. Namun jangan kaget, mereka juga bisa
tinggal serumah dengan Anda. Benarkah demikian? Berikut saya nukilkan
beberapa riwayat yang menjelaskan mengenai tempat tinggal jin. Tentu
saja agar kita tidak mengganggu mereka dan mereka pun tidak mengganggu
kita.
1. Abu Muhammad di dalam kitabnya Al-Uzmah menceritakan
satu bab khusus tentang jin dan kejadiannya. Beliau meriwayatkan satu
hadist yang bersumber dari Bilal bin Al-Haris. Demikian Bilal
meriwayatkan:
"Kami pernah pergi bersama Rasulullah SAW dan
beristiwahat di suatu tempat untuk buang air. Lalu aku (Bilal bin
Al-Haris) membawakan satu baldi air dan kuletakkan di dekatnya.
Tiba-tiba aku mendengar suara gemuruh, yaitu suara pertempuran yang
belum pernah kudengar sebelumnya. Demikian pula bahasa yang mereka
pergunakan. Setelah Rasulullah SAW mengetahui kalau aku pun mendengar
apa yang Baginda dengar, maka sabdanya, "Jin Muslim dan Jin Musyrik
sedang bertempur. Mereka bermohon kepadaku untuk mendamaikan mereka.
Maka jin yang Muslim saya tempatkan di kawasan yang bernama Jalis, dan
jin yang Musyrik saya tempatkan di kawasan yang bernama Ghour."
Apakah Jalis dan Ghour itu?
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Jalis adalah suatu tempat yang terletak
di kawasan pegunungan, sedang Ghour adalah tempat antara gunung dan
lautan. Ibnu Katsir seterusnya berkata, orang yang diganggu jin di Jalis
kebanyakannya selamat, sedangkan yang diganggu jin di Ghour jarang
sekali yang selamat.
2. Imam Za Maksyari di dalam kitabnya
Rabiul Abrar menjelaskan, bahwa orang-orang di sebuah dusun bercerita
kepadanya, "Kami pernah singgah di suatu kawasan di mana terdapat ramai
orang dan ada beberapa kemah. Tetapi tiba-tiba orang ramai dan
kemah-kemah tersebut hilang dari pandangan kami. Kami merasa yakin bahwa
orang-orang itu adalah jin, sedangkan kemah-kemah itu adalah tempat
tinggal mereka."
Beliau kemudian menegaskan, "Tidak ada satu
keluarga Muslim, kecuali pada atap rumahnya terdapat jin yang Muslim
pula. Bila keluarga Muslim itu telah menyiapkan makanan pagi, jin itu
pun turun dan ikut makan bersama, dan bila mereka makan petang, jin itu
turun dan makan petang bersama mereka. Dengan jin itu Allah Ta’ala
menjaga keluarga yang Allah berkenaan kepadanya."
Dengan
demikian jelas bahwa adakalanya jin itu dapat dilihat oleh manusia. Hal
ini terjadi karena seseorang memiliki ilmu gaib, atau karena jin-jin itu
yang memang menyamar sebagai manusia.
3. Imam Malik dalam
kitab Al-Muwatha meriwayatkan, bahwa ada sebuah berita yang sampai
kepadanya, yaitu ketika Umar bin Khattab RA hendak pergi ke Iraq. Ketika
itu Ka’bul Akhbar berseru kepada Umar, "Wahai Amirul Mukminin,
janganlah engkau pergi ke sana, sebab di Iraq terdapat banyak sihir dan
banyak jin-jin yang jahat dan fasik, serta penyakit yang sukar diobati."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar