1. Nina Bobo
Nina bobo.. Oh.. nina bobo..
Kalau tidak bobo.. digigit nyamuk..
Lagu
Nina Bobo memang tergolong lagu anak-anak yang biasa dinyanyikan orang
tua untuk menidurkan anaknya. Tapi dibalik lagu pengantar tidur ini,
mengandung latar belakang yang mengerikan.
Lagu ini dulu dinyanyikan oleh seorang ibu sebagai pengantar tidur untuk
anaknya bernama Nina Van Mijk, karena Nina telah mengalami penderitaan
yang amat mengerikan, dan Nina pun tertidur untuk selama-lamanya alias
mati.
2. Teru Teru Bozu
Teru-teru-bozu, teru bozu..
Ashita tenki ni shite o-kure..
Itsuka no yume no sora no yo ni..
Haretara kin no suzu ageyo..
Teru-teru-bozu, teru bozu..
Ashita tenki ni shite o-kure..
Watashi no negai wo kiita nara..
Amai o-sake wo tanto nomasho..
Teru-teru-bozu, teru bozu..
Ashita tenki ni shite o-kure..
Sorete mo kumotte naitetara..
Sonata no kubi wo chon to kiru zo..
Lagu
ini adalah lagu anak-anak dari Jepang. Teru Teru Bozu adalah boneka
tradisional khas Jepang yang biasa digunakan untuk menangkal hujan.
Dengan bahan terbuat dari kertas tissu atau kain putih, boneka ini
digantung di dekat jendela atau pohon dengan harapan tidak akan hujan
hari itu. Tapi anda perlu dimana letak mengerikannya.
Lirik Watashi no negai wo kiita nara Amai o-sake wo tanto nomasho
berarti Jika kamu mengabulkan keinginan saya Kami akan minum banyak
sake. Sake tentu tidak baik untuk anak-anak kan? Minuman sake (bisa
membuat mabuk) hanya diperuntukkan untuk orang dewasa. Sedangkan lirik
Sorete mo kumotte naitetara Sonata no kubi wo chon to kiru zo berarti
Tetapi jika tetap hujan Aku akan memotong kepalamu.
3. London Bridge is Falling Down
Selanjutnya
adalah lagu anak-anak asal Inggris. Lagu ini adalah lagu permainan
dengan 2 anak berdiri berhadapan sambil berpegangan tangan membentuk
jembatan, anak lainnya akan berputar dibawah kedua tangan anak yang
bergandengan tadi.
Asal mula lagu ini yaitu menceritakan jatuhnya jembatan London berulang
kali. Diduga jembatan London dibangun dengan praktek hukuman immurement,
yaitu hukuman mati dimana seseorang dibiarkan di dalam sebuah bangunan
berdinding dan dibiarkan mati kelaparan dan dehidrasi di dalamnya.
Tradisi ini dilakukan karena kepercayaan masyarakat Eropa kuno yang
percaya bahwa bangunan akan berdiri lebih kokoh setelah pelaksanaan
hukuman mati ini. Lagu ini dinyanyikan dengan 2 orang menyatukan tangan
mereka membentuk lengkungan, dan anak lainnya berlarian melewati
lengkungan itu. Di akhir lagu, tangan kedua anak tersebut diturunkan dan
anak terakhir yang melewatinya akan tertangkap di dalamnya, seperti
ritual immurement.
4. Tooryanse
Toryanse.. toryanse..
Koko wa doko no hosomichi ja?
Tenjin-sama no hosomichi ja..
Chitto toshite kudashanse..
Kono ko no nanatsu no oiwai ni..
O-fuda wo osame ni mairimasu..
Iki wa yoi yoi, kaeri wa kowai..
Kowai nagara mo..
Toryanse.. toryanse..
Lagu
Tooryanse ini berasal dari Jepang. Lagu ini adalah lagu permainan
anak-anak yang cara mainnya sama dengan London Bridge is Falling Down,
hanya saja lagunya sedikit menakutkan dari awal hingga akhir. Perhatikan
terjemahan liriknya :
Melewati, melewati
Dimana jalan sempit ini menuju?
Ini adalah jalan ke Kuil Tenjin
Tolong biarkan kami lewat
Orang yang tidak berusaha biasanya tidak diizinkan lewat
Anak ini sekarang berusia tujuh tahun
Kami datang untuk membuat penawaran kami
Pergi dengan aman, tetapi tidak kembali (Bagian menakutkannya)
Jika anda siap, pergilah, pergilah
5. Blow The Man Down
Now just pay attention and listen to me..
Give me some time to blow the man down..
Aboard the Black Baller I first served my time..
With a yo ho! Blow the man down..
But on the Black Baller I wasted my time..
Give me some time to blow the man down..
Lagu
yang menceritakan tentang kehidupan pelaut ini memiliki beberapa versi
lirik. Salah satunya adalah lirik di atas yang menyebutkan Black Baller,
merupakan nama sebuah kapal pada abad 19. Kapal ini didesain menjadi
sebuah kapal dengan kecepatan tinggi.
Selain kecepatannya yang tinggi, kapal ini juga terkenal dengan kelakuan
kasar para kru kapal terhadap pelayar yang baru bergabung dengan
mereka. Anda juga tahu arti dari blow the man down adalah jatuhkan pria
itu dengan pukulan tanganmu. Apakah pantas dinyanyikan anak-anak?
6. Jimmy Crack Corn
Jimmy krack corn and I don't care..
Jimmy krack corn and I don't care..
Jimmy krack corn and I don't care..
My master's gone away..
Mulanya
lagu ini merupakan penggalan lagu dari lagu asli berjudul "Blue Tail
Fly" yang pertama ditulis pada tahun 1840. 'Blue tail fly' merupakan
lalat penghisap darah yang biasanya mewabah di wilayah pertanian. Lagu
ini menceritakan tentang seorang budak yang tidak bahagia dengan
hidupnya.
Sehari-hari dia melayani tuannya dan mengikuti sang tuan yang sedang
berkuda sambil mengusir lalat-lalat penghisap darah yang beterbangan di
sekitar tuannya itu. Namun, seekor lalat menggigit kuda yang dikendarai
oleh sang tuan. Kuda itu pun kaget dan melompat yang menyebabkan sang
tuan jatuh dan terbunuh.
7. Here We Go Round the Mulbery Bush
Here we go 'round the mulberry bush..
The mulberry bush..
The mulberry bush..
Here we go 'round the mulberry bush..
So early in the morning..
Lagu
yang populer di kalangan anak-anak di Inggris ini pertama diperkenalkan
oleh mantan Gubernur Wakefield R.S. Duncan yang menyebutkan lagu itu di
dalam bukunya yang berjudul "'Here we go round the mulberry bush' The
House of Correction 1595/HM Prison Wakefield" yang dirilis pada tahun
1995. Dia menemukan lagu ini pertama kali saat mengunjungi penjara
Wakefield.
Seorang tahanan wanita yang diduga menderita penyakit mental menyanyikan
lagu ini sambil membayangkan dirinya sedang bergandengan tangan dengan
anak-anaknya.
8. Kagome Kagome
Kagome kagome..
Kago no naka no tori wa..
Itsu itsu deyaru yoake no ban ni..
Tsuru to kame to subetta..
Ushiro no shomen daare..
Kagome
kagome adalah permainan tradisional asal Jepang yang dimainkan oleh
anak-anak sekolah dasar dengan 6 orang bermain. Mereka bermain dengan
membentuk lingkaran dan berjalan mengitari salah satu dari pemain yang
berjaga atau disebut dengan Oni. Oni harus duduk ditengah-tengah sambil
menutup mata dengan kedua tangannya.
Tidak hanya memutarinya, para pemain lain juga menyanyikan lagu anak
dengan judul Kagome Kagome. Setelah lagu selesai dinyanyikan, putaran
pemain juga berhenti dan saat itu juga Oni harus menebak nama pemain
yang berdiri tepat dibelakangnya. Kalau berhasil menebak, pemain yang
disebutkan namanya harus gantian jadi Oni.
Bagian menyeramkannya adalah penafsiran tentang arti dari kagome. Ada
yang bilang kagome itu sangkar bambu yang di dalamnya ada burung yang
terjebak, tapi ada juga yang mengatakan kagome adalah tempat hukuman
mati dengan pagar bambu. Tawanan yang akan mati akan ditutup matanya
seperti permainan ini. Dan yang lebih seram, kagome berarti lingkaran
setan. Coba lihat posisi 6 orang anak melingkar membentuk hexagram (segi
enam).
9. She'll be Coming Round the Mountain
She'll be coming round the mountain when she comes.. (2x)
She'll be coming round the mountain.. (2x)
She'll be coming round the mountain when she comes..
Singing 'ay, ay, yippee, yippee ay!' Singing 'ay, ay, yippee, yippee
ay!' Singing 'ay, ay, yippee, ay, ay, yippee!' Singing 'ay, ay, yippee,
yippee ay!'
She'll be driving six white horses when she comes.. (2x)
She'll be driving six white horses.. (2x)
She'll be driving six white horses when she comes..
Aransemen
original dari lagu ini berasal dari lagu yang populer pada jaman
perbudakan silam yang berjudul "When The Chariot Comes". Kedua lagu ini
memiliki struktur lagu, melodi, dan bahkan satu kalimat sama yang sering
diulang di dalam lagu, yaitu "when she comes". Salah satu lirik lagu
original, "King Jesus, he'll be driver when she comes", mengartikan
bahwa Jesus (atau Nabi Isa AS) akan kembali ke bumi dengan mengendarai
sebuah kereta kuda.
Kata 'she' pada kalimat "when she comes" mewakilkan kereta kuda
tersebut. Kapankah dia kembali ke dunia ini? Tentu dia akan datang pada
hari kiamat. Katanya lagu ini diciptakan untuk menyambut hari dimana
semua kehidupan manusia berakhir di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar