Selasa, 17 September 2013

Ketika Bulan Memaki


Oleh Ari Prasetyo

Ketika malam datang sendirian
Awan pergi lari dari kedinginan
Bintang masih menunduk kebingungan
Mendengar hujatan sang rembulan

Aku, batang pohon yang rapuh ini
Hanya mampu mendengarkan monolog purnama
Menggelegar menusuk telinga dewa dewi
Yang masih berpesta dalam irama

Lihat lah tuan mu, mata rantai !
Adil dari mulut mu menanti kenyataan
Kemana manis mu tempo hari ?
Apakah lari dari jalur mu yang kau pidatokan ?

Apa arti mulut mu wahai komandan ?
Memaki keji di depan hamparan ironi
Apa arti mu wahai komandan ?
Jika setumpuk receh masih kau rampasi

Makian rembulan makin remang
Orasi kehidupannya kini tertentang
Hanya tinggal tekat yang terkekang
Oleh lajur penguasa negri para bintang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar