“Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami meminta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.”
Demikian sepenggal tulisan yang tertera di secarik surat yang dibawa oleh Tommy. Surat itu ditulis sendiri oleh gurunya. Tentu saja kalimat tanpa tedeng aling-aling yang dibaca Nancy Matthews Elliott membuatnya sakit, bak onak duri yang menusuk-nusuk hatinya. Beberapa lama kemudian, sambil meremas surat tersebut, Nancy bertekad dan bergumam, “Anak saya, Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia!”
Kalimat yang diucapkan Nancy bukanlah kata-kata biasa. Kalimat tersebut adalah doa seorang ibu untuk anaknya. Karena tiga dasawarsa berikutnya, tepatnya saat Tommy berusia 32 tahun (tahun 1879), dunia tak lagi gelap gulita ketika malam hari. Tommy yang dianggap bodoh waktu kecil itu berhasil menciptakan bohlam lampu pijar, yang mengubah wajah dunia selamanya.
Ada yang bisa menebak siapakah Tommy? Ya, dia adalah Thomas Alfa Edison. Inilah sepenggal kisah Tommy dalam biografi Thomas Alfa Edison.
***
Thomas Alfa Edison, Sudah Bodoh Tambah Aneh Pula
Apa yang Anda bayangkan jika seorang anak manusia, yang dicap bodoh oleh gurunya, mengerami sebutir telur? Tentu Anda akan menganggapnya aneh bukan? Ada dua tujuan Anda menganggapnya aneh; pertama aneh karena hal tersebut tidak lazim dilakukan orang dan kedua aneh karena Anda tidak bisa mengikuti pola pikirnya.Apapun pilihan Anda, faktanya itulah yang terjadi pada Thomas Alfa Edison. Dia tidak cuma dianggap bodoh, tapi juga aneh.
Alfa Edison lahir di Milan, Ohio, AS, tanggal 11 Februari 1847 dari pasangan Samuel Odgen (ayah) dan Nancy Elliot (ibu). Namun, dia tumbuh besar di Port Huron, Michigan, sejak keluarganya pindah ke sana tahun 1854. Alfa Edison dibesarkan oleh pendidikan informal di dalam keluarga. Dalam hal ini, guru yang memberi inspirasi adalah ibunya sendiri, Nancy Elliot.
Sebelumnya, Alfa Edison memang sempat mengeyam pendidikan formal seperti kebanyakan anak-anak lain. Namun, tiga bulan bersekolah, sang guru mengembalikan Alfa Edison beserta secarik surat. Di mana, inti surat tersebut berisi bahwa dia tak layak disekolahkan karena dianggap terlalu bodoh. Sejak itulah, ibunya yang berprofesi sebagai guru mendidik Alfa Edison.
Rasa Ingin Tahu Alfa Edison Besar
Sebagai anak yang dianggap bodoh, Alfa Edison mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Berbagai literatur dibacanya untuk memuaskan hasrat tersebut. Mulai dari karya sastra sampai ilmiah habis dibacanya.Bengkel kerja ilmiah pertamanya dibuat di gudang rumahnya. Di sana, Alfa Edison menghabiskan waktunya untuk "bermain-main", mengerjakan eksperimen-eksperimen kecil yang sudah dibacanya di literatur-literatur ilmiah. Bahkan, dia berhasil membuat telegraf "primitif" saat berusia 11 tahun.
Alfa Edison Berjualan di Stasiun Kereta Api
Tentu saja, eksperimen-eksperimen kecil ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena itu, Alfa Edison mencarinya dengan menjual apapun yang bisa dijual di stasiun kereta api jalur antara kota Port Huron dan Detroit. Selama beraktivitas di sini, Alfa Edison mendapatkan kesempatan emas tatkala dia menolong anak kepala stasiun. Ganjarannya, dia diberi gerbong kereta tak terpakai untuk membuat laboratorium.Ketika pecah perang saudara di tanah Amerika pada 1861, segera topik ini menjadi hangat diperbincangkan orang. Alfa Edison melihat hal ini sebagai peluang. Dia langsung membeli sebuah mesin cetak tua seharga 12 dolar. Dengan mengutak-atik sedikit, jadilah mesin cetak tua ini sebagai mesin cetak uang. Ya, dari sanalah Alfa Edison memiliki sebuah penerbitan koran “Weekly Herald”. Oplahnya yang sehari mencapai 400 eksemplar laris manis bak kacang goreng saat dijual di stasiun kereta.
Pada usia 12 tahun, Alfa Edison kehilangan sebagian besar pendengarannya, bahkan bisa dibilang nyaris tuli. Dalam catatan hariannya, Alfa Edison pernah menulis, "Saya tidak pernah mendengar burung bernyanyi sejak saya berusia 12 tahun." Namun, itu tak mematahkan semangatnya untuk terus maju. Bahkan, penyakit tersebut memberinya keuntungan. Dengan demikian, dia bisa terus berfokus pada apa yang tengah dibacanya tanpa terganggu suara-suara lain.
Sewaktu Alfa Edison dipekerjakan sebagai operator telegraf di Boston tahun 1868, seluruh waktu luangnya habis untuk melakukan percobaan demi percobaan. Pada tahun ini, dia mulai mendedikasikan diri di wilayah penemuan-penemuan terbaru. Di mana, saat itu dia menemukan sistem interkom elektrik. Hak paten pertamanya diperoleh ketika dia berusia 21 tahun. Dia mendapatkan paten untuk alat electric vote recorder. Sayang, tak ada yang tertarik untuk membelinya.
Bohlam Lampu Pijar Pertama
Sejak itu, Alfa Edison selalu berpikir untuk membuat penemuan-peneman yang komersial. Dolar pertama yang didapatnya dari hasil penemuan adalah saat dia mengembangkan stock ticker. Sebuah perusahaan yang tertarik membelinya rela menghargai sebanyak 40.000 dolar. Uang ini tidak langsung dimakan habis, melainkan digunakan untuk membuka perusahaan dan laboratorium di Menlo Park, New Jersey. Di sini, Alfa Edison mewujudkan gagasan-gagasannya. Beberapa di antara temuannya mengubah kehidupan seluruh umat manusia.Pada 1877, Alfa Edison membuat phonograph dan tidak berhenti sampai di situ, karena di tahun yang sama dia berhasil menciptakan bohlam lampu pijar. Pertanyaannya berapa banyak penelitian yang dilakukan oleh Alfa Edison untuk menemukan bohlam lampu pijar? Dalam kurun waktu dua tahun, Alfa Edison menghabiskan seluruh dana dan waktunya untuk menciptakan lampu. Hal ini dikarenakan lampu listrik sangat dibutuhkan untuk menerangi malam yang saat itu masih memakai lampu minyak. Total penelitian yang dilakukan adalah 6.000 uji coba untuk menemukan bahan yang tepat. Melalui usaha ekstra keras, tanggal 21 Oktober 1879, Alfa Edison melahirkan bohlam lampu pijar yang mampu menyala selama 40 jam. Sejarah pun ditorehkan!
Masih banyak lagi hasil penemuan Alfa Edison yang bermanfaat. Secara keseluruhan Alfa Edison sudah menciptakan paten sebanyak 1.093 atas temuannya. Di antara beberapa temuannya yang lain adalah telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak.
Selain itu, di dunia perfilman, sebetulnya ada juga jasa Alfa Edison. Di mana, dia menggabungkan film fotografi yang telah dikembangkan George Eastman menjadi industri film yang menghasilkan jutaan dolar seperti saat ini. Dia pun membuat Black Maria, suatu studio film bergerak yang dibangun pada jalur berputar. Alfa Edison wafat di usianya yang ke-84, tepatnya tanggal 18 Oktober 1931. Demikian biografi Thomas Alfa Edison, salah seorang ilmuwan dan penemu terbesar di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar