Cerita rakyat Indonesia
berjudul "Raja Bunu Wafat" merupakan cerita rakyat Kalimantan Tengah.
Pesan moral yang disampaikan sangatlah baik, mengingatkan kita semua
bahwa kematian tidak dapat dicegah oleh manusia. Hanya Tuhan Yang Maha
Esa-lah yang mengetahui rahasianya. Sedangkan, manusia hanya bisa
berusaha. Demikianlah pesan yang disampaikan dalam cerita rakyat
Indonesia ini. Tapi, bagaimana kisah selengkapnya? Silakan dibaca
sendiri ya :)
***
Dikisahkan bahwa Raja Bunu sudah lama
menderita sakit yang kronis. Hari ke hari, penyakitnya bertambah parah.
Berbagai macam upaya dilakukan oleh keluarga istana demi kesembuhan
raja. Sayangnya, hasilnya nihil. Raja Sangen dan Raja Sangiang, yaitu
saudara dari Raja Bunu, kemudian memberikan ide untuk memanggil Mangku
Amat dan Nyai Jaya. Keduanya memang sudah tersohor ke seantero
Kalimantan Tengah sebagai tabib yang sanggup menyembuh beragam penyakit,
bahkan dengan kesaktiannya mampu menghidupkan kembali manusia yang
telah meninggal dunia.
Raja Paninting Tarung, putra dari Raja
Bunu, diutus untuk menjemput Mangku Amat dan Nyai Jaya yang tinggal di
tepi Telaga Mantuk. Sayang sekali, kedua tabib sakti itu sedang tidak di
rumah. Raja Paninting Tarung mendengus karena harus pulang dengan
tangan hampa.
Saat ia melapor, Raja Sangen malah menyuruhnya
kembali. "Cobalah datang sekali lagi, mungkin saat ini mereka telah
kembali." Raja Paninting Tarung berangkat lagi. Lagi-lagi, si penghuni
sedang tidak dirumah. Raja Paninting Tarung pulang dengan tangan hampa
lagi saat melapor.
Raja Sangen dan Raja Sangiang memintanya untuk
kembali lagi. Maksud dari keduanya adalah Raja Paninting Tarung disuruh
menemui tabib sakti tersebut sampai dapat, jika mereka tidak dirumah,
ia harus menunggunya sampai keduanya pulang. Namun, Raja Paninting
Tarung tidak mengerti maksud dari Raja Sangen dan Raja Sangiang. Ia
menganggap kedua saudara ayahnya menuduhnya telah berbohong. Makanya,
ketika untuk ketiga kalinya, ia tidak bisa bertemu dengan tabib sakti
itu, dibongkarlah rumah Mangku Amat dan Nyai Jaya. Ia ingin membuktikan
pada kedua saudara ayahnya itu bahwa kedua tabib sakti itu benar-benar
tidak ada dirumah.
"Saya telah sampai disana. Ini bukti bahwa
saya ke sana, palang pintu, baji genderang, dan simpainya. Saya tidak
berdusta," terang Paninting.
***
Sementara itu, Mangku
Amat dan Nyai Jaya, terkejut mendapati rumahnya sudah dibongkar orang.
Dengan kekuatan saktinya, mereka mencari tahu siapa yang melakukannya.
Begitu tahu yang melakukan adalah Raja Paninting Tarung, mereka
merasakan firasat buruk.
Benarlah, beberapa saat kemudian, Raja Bunu wafat.
Mangku
Amat dan Nyai Jaya menyayangkan ulah Raja Paninting Tarung yang telah
merusak rumah dan mengambil beberapa alat-alat pengobatannya. Jika saja,
ia mau sabar menunggu, kemungkinan mereka masih bisa menyelamatkan Raja
Bunu. Bahkan, jika Raja Bunu sudah wafat sekalipun, mereka masih bisa
menghidupkannya. Namun, kini alat-alat pertabiban mereka rusak semua.
Tak ada yang bisa mereka lakukan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar