Jumat, 25 Oktober 2013

Candi Mendhut : Ditemukan dlam keadaan tertutup rumput Ilalang


            Candi Mendut yang terletak di sebelah utara dari ketiga candi disekitar Borobudur, dapat dikatakan merupakan pintu masuk menuju Candi Pawon dan Candi Borobudur. Bertempat di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
            Pintu masuk pada Candi Mendut berbeda dengan Candi-Candi lainnya, menghadap ke barat. Sementara pada candi-candi lainnya yang terdapat di Jawa kebanyakan pintu candi menghadap kesebaelah timur. Sampai sekarang, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan mengenai kapan Candi tersebut berdiri.
            Beberapa ada yang menghubungkan denagan kelahiran Sang Budha. Kemungkinan hal tersebut dikaitkan  dengan Sang Budha dalam menyebarkan Agama Budha di Tanah Jawa. Pintu yang menghadap kiblat, dapat juga diartikan sebagai simbol keinginan dari pendiri candi, berkaitan dengan tempat ketika Sang Budha pertama kali menerima wahyu di Taman Kijang.
            Para ahli purbakala, sampai sekarang juga masih ragu mengenai kapan berdirinya Candi tersebut. Ada yang mengatakan , Candi Mendut dibangun ketika jaman pemerintahan Raja Indra, dari dinasti Syailendra abad ke 8 atau 9. Ada juga yang mengatakan Candi Mendut dibangun sebelum Candi Borobudur. Hal tersebut masih meragukan, karena memang belum diketemukan tulisan atau prasasti yang menceritakan mengenai Candi Mendut.
            Menurut Sejarah, sekitar tahun 1836, semua bagian bangunan Candi ditemukan dalam keadaan tertutup rumput Ilalang dan pasir letusan Gunung Merapi pada waktu itu, kecuali bagian atap Candi. Candi tersebut ditemukan secara tidak sengaja. Bisa dimaklumi, karena penyebaran penduduk yang belum merata, sedikitnya penduduk yang menempati daerah sekitar penemuan Candi, keadaan tanah yang gersang dan kering, membuat sedikitnya orang yang bermukim di wilayah itu.
            Setelah candi tersebut digali dan dibersihkan dari rumput ilalang, sudah banyak ditemukannya batu-batu asli dari sekitar candi, meskipun belum semuanya. Sekitar tahun 1887, Candi mengalami pemugaran untuk pertama kalinya, bagian yang diperbaiki adalah kaki candi sampai badan candi. Meskipun bisa dikatakan perbaikan tersebut masih jauh dari harapan, karena banyaknya halangan dalam pemugarannya.
            Selanjutnya pada tahun 1908, oleh Van Erp (Belanda), Candi tersesbut kembali diperbaiki bersamaan dengan Candi Borobudur. Pemugaran yang kedua kali ini juga tidak berjalan seperti yang diharapkan dan sempat berhenti total, dikarenakan faktor biaya yang memang pada saat itu Belanda juga membutuhkan dana yang cukup besar untuk memakmurkan negaranya, sehingga tidak mampu untuk membiayai pemugaran candi. Setelah kurang lebig 38 tahun, akhirnya pemugaran Candi dilanjutkan lagi.
Tatanan dan Relief Candi
            Tatanan atau susunan Candi Mendut tak beda jauh dengan candi-candi lainnya, terdiri dari bagian kaki candi, badan candi dan puncak candi. Pada bagian Kaki Candi, terdapat “selasar” (jalan untuk mengelilingi candi). Selasar tersebut dibuat agak luas, supaya pengunjung dapat melihat candi secara jelas dan dekat. Pada dinding candi juga terdapat ornamen-ornamen yang jumlahnya ada 31 ornamen. Ornamen pada dinding Candi berupa bunga puspa, bunga teratai, motif hewan dan arca-arca yang semuanya memiliki makna atau simbol tersendiri.
            Pada bagian kanan pintu masuk atau ruang candi, terdapat relief Kuvera/Yasaka Panchika/Atavika. Dalam relief tersebut digambarkan seorang pria yang dikelilingi oleh anak-anak, memakai busana yang menggambarkan bahwa pria tersebut adalah seorang bangsawan. Dusduk diatas tempat yang tinggi dengan posisi kaki kanan bertumpu pada kaki kanan. Penggambaran Anak-anak yang sedang bermain, memanjat pohon dan memetik buah-buahan. Dibawahnya ada sebuah kendhi yang penuh dengan uang. Kuvera, yang juga disebut dengan dewanya kekayaan. Selain itu juga ada Yaksa Panchika atau Atavika, yang merupakan raksasa pemakan manusia, tetapi setelah bertemu Sang Budha bertobat dan menjadi pengayom bagi anak-anak.
            Di bagian kiri arah kamar, ditemukan relief Hariti yang sedang duduk memangku anaknya. Dalam relief tersebut digambarkan wujud seorang wanita yang juga memakai pakaian bangsawan dengan dikelilingi oleh anak-anak yang bermain dan memetik buah-buahan. Dalam mitologi agama Budha, Hariti merupakan raksasa yang juga suka makan manusia, tak beda jauh dengan Kuvera, bertobat setelah bertemu dengan Sang Budha dan akhirnya menjadi pengayom bagi anak-anak. Figur pengayom anak-anak, juga dapat ditemukan di Bali dengan sebutan Men Brayut.
            Pada badan Candi, juga terdapat relief Bodhisattva Avalokitesvara dan Dewi Tara. Relief Avalokitesvara digambarkan pada bagian tengah duduk diatas padmasana. Di sebelah kanannya cacti dan istrinya yaitu Dewi Tara. Dibawahnya digambarkan sebuah kolam yang penuh dengan bunga teratai. Dalam Mitologi Budha, relief tersebut memuat tentang cerita kelahiran Dewi Tara di Madyapada.
            Sang Budhisattva Avalokitesvara sedih, ketika mengetahui keadaan manusia di dunia. Kesedihannya hingga meneteskan airmata yang akhirnya berwujud menjadi sebuah kolam atau telaga yang penuh dengan bunga teratai . Diatas batang dan daun tersebut muncul Dewi Tara, yang menjadi penolong umat manusia dari jurang kesengsaraan.
            Relief yang menghadap ke timur pada badan Candi, yaitu terdapat relief Bodhisattva, yang digambarkan bertempat di  tempat teratas memakai pakaian bangsawan. Di belakang kepala terdapat Prabha, yaitu cahaya dewa. Mempunyai empat tangan, tangan kiri bagian belakang memegang kitab, tangan kanan bagian belakang memegang tasbih. Tangan kiri depan ada batang bunga teratai yang mekar dari sebuah kendhi. Tangan bagian depan menggambarkan sikap vara-mudra.
            Pada badan candi sebelah utara, terdapat relief tentang dewi Tara atau Cunda. Pada relief disebutkan, Dewi Tara digambarkan sedang duduk di tempat yang tinggi. Di sebelah kanan kirinya digambarkan dua orang pria.
            Pada bagian kanan pintu masuk Candi Mendut, terdapat relief Sarvanivaranaviskhambi. Pada relief, Sarvanivaranaviskhambi digambarkan dengan posisi berdiri. Pakaian yang dikenakan adalah pakaian bangsawan. Di belakang kepala juga terdapat prabha. Atap candi terdiri dari tiga tingkatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar