Minggu, 20 Oktober 2013

Joko Kendil yang Tampan

Alkisah, hiduplah seorang janda tua dan bocah laki-laki bernama Joko Kendil di suatu dusun terpencil. Joko Kendil ini memiliki bentuk fisik sedikit lucu dan aneh. Karena itu, teman-teman sebayanya kerap mengolok-olok kekurangannya tersebut. Walaupun demikian, Joko Kendil tetaplah percaya diri. Selama bertumbuh dari anak-anak menjadi remaja, tidak ada hal-hal yang membuat Joko Kendil bersedih. Justru si ibu yang sering bersedih, selalu mendengar olok-olok dari teman Joko Kendil.

Suatu hari, Joko Kendil yang sudah beranjak dewasa bilang pada ibunya bahwa dia sudah ingin punya istri. Ibunya senang sekaligus bersedih mendengar perkataan joko kendil tersebut. Senang karena anaknya normal layaknya anak-anak yang lain, sedih karena ibunya tahu tidak bakalan ada yang mau menjadi istri Joko Kendil yang buruk rupa. Belum selesai ibunya terbengong memikirkan perkataan anaknya, dia lebih terkejut lagi saat anaknya minta untuk melamarkan putri raja untuk dijadikan istrinya. Lama sekali ibunya meyakinkan Joko Kendil agar tidak menyuruh ibunya melamar putri raja, karena sudah pasti akan ditolak. Jangankan putri raja, rakyat jelata saja belum tentu ada yang mau menjadi istri Joko Kendil. Tetapi tekad Joko Kendil tidak bisa dibendung oleh ibunya, sehingga sang ibu pun dengan terpaksa menyanggupi permintaan Joko Kendil untuk melamar putri raja.

Dengan perasaan tidak karuan, Ibu Joko Kendil pergi menghadap Raja untuk mengutarakan permintaan anaknya. Ibu Joko mengungkapkan keinginan anaknya pada Raja. Raja sama sekali tidak marah mendengar penuturan Ibu Joko. Sebaliknya, Raja meneruskan lamaran itu pada ketiga putrinya yang cantik-cantik.

Putri Sulung dan Putri Tengah menolak mentah-mentah, bahkan menghujat dan menghina ibu dan Joko Kendil. Berbeda dengan kedua kakaknya, Putri Bungsu justru menerima pinangan itu dengan senang hati. Raja dan kakak-kakaknya sangat heran. Tapi karena Putri Bungsu sudah setuju, ia tak dapat mencegah pernikahan itu.

Putri Bungsu selalu diejek kedua kakaknya, karena mempunyai suami Joko Kendil. Meskipun Putri Bungsu sedih karena diejek terus-terusan tapi ia berusaha sabar dan tabah.

Suatu hari, Raja mengadakan lomba ketangkasan. Tapi, Joko tidak bisa ikut. Ia mengatakan pada Raja, badannya sakit. Lomba ketangkasan itu diikuti banyak orang penting seperti para pangeran dan panglima. Mereka berlomba naik kuda dan menggunakan senjata. Tiba-tiba datang seorang ksatria gagah. Ia sangat tampan dan tangkas menggunakan senjata.

Putri Sulung dan Putri Tengah senang sekali melihatnya. Mereka jatuh cinta pada ksatria itu. Ia kembali mengejek adiknya, karena terburu-buru menikahi Joko Kendil. Putri Bungsu pun berlari ke kamarnya sambil menangis. Di sana ia melihat sebuah kendi. Karena kesal, ia membanting kendi itu hingga berkeping-keping.

Ksatria gagah itu masuk ke dalam kamar Putri Bungsu. Ia mencari kendi, tapi kendi itu sudah hancur. Lalu ia melihat Putri Bungsu menangis tersedu-sedu. “Ada apa istriku?” tanyanya. Tentu saja Putri Bungsu kaget. Bukankah suaminya adalah Joko Kendil? Lalu ksatria itu menceritakan dirinya yang sebenarnya. Ia sebenarnya Joko Kendil, suaminya. Ia selama ini harus memakai pakaian dalam bentuk kendi. Tapi ia dapat kembali menjelma menjadi ksatria kalau seorang putri mau menikah dengannya.
***
Cerita rakyat Indonesia barusan memberi kita pelajaran bahwa apa yang kita lihat belum tentu yang benar. Bisa jadi sesuatu buruk untukmu, tapi ia sangat bermanfaat. Begitulah kehidupan. Semoga cerita rakyat diatas dapat diambil hikmahnya untuk kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar