Datu Pamona dikenal sebagai raja yang memerintah kawasan Pamona, yang punya Istana Langkanae dan beristri Monogu. Dia bukan berasal dari masyarakat setempat. Konon, cerita rakyat Indonesia
menyebutkan bahwa Datu Pamona datang dari seberang lautan. Dia putra
Raja Hindu yang datang ke Pamona dan membuat ramai kawasan setempat. Hal
ini terjadi dulu sekali, saat orang-orang di Danau Pamona masih
primitif.
Dikisahkan bahwa para penduduk Danau Pamona masih hidup secara nomaden.
Mereka bertahan hidup dengan cara berburu binatang dan mengambil
buah-buahan dari alam. Kebiasaan ini berubah tatkala datang tujuh orang
Hindu dari seberang lautan. Ketujuh orang Hindu ini kemudian menetap di
kawasan Danau Pamona sampai mereka beranak pinak.
Ketujuh orang ini mengajarkan kepada masyarakat keahlian yang mereka
punyai, yaitu melukis, mematung, dan bercocok tanam. Sejak itu,
kehidupan masyarakat setempat berubah. Dari hidup nomaden menjadi hidup
menetap. Dari berburu kini menjadi pembuat makanan. Kedatangan ketujuh
orang Hindu ini membuat kawasan tersebut perlahan-lahan ramai. Kemudian,
mereka juga mengajak kelompok mereka tinggal di Pamona. Bahkan,
populasi manusia di wilayah Pamona makin meluas sampai ke Bada dan Napu.
Ketika makin meluas, tanah untuk bermukim semakin sedikit. Orang-orang
mulai berselisih mengenai patok tanah. Karena itu, timbullah keinginan
untuk memiliki seorang pemimpin yang bisa dipanuti, adil, serta
bijaksana. Dicarilah orang-orang lokal. Rupanya, agak sulit mencari
seseorang dengan spesifikasi dari masyarakat setempat. Memang ada
beberapa calon, namun masyarakat masih kurang sreg.
Di saat seperti itu, datanglah dua orang berkulit sawo. Keduanya putra
Raja Hindu. Sebenarnya ada tiga, namun yang pertama sudah menetap dan
dijadikan raja di Sigi. Kedua orang itu disambut dengan baik oleh
masyarakat setempat, karena perbawa mereka yang santun dan bisa
mengayomi.
Setelah tinggal selama kurang lebih enam bulan lamanya, yang termuda di
antara kedua putra Raja Hindu pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Luwu
disertai 6 orang pemuda Pamona. Mereka berangkat menggunakan perahu
melalui Danau Poso ke Tandompomuaka. Kemudian, menuju ke Kuala Kodina.
Sesampainya di sana, ketiga orang dari enam orang pengantar kembali ke
Pamona. Sisanya ikut si pemuda sampai ke Luwu. Di Luwu, si pemuda
dijadikan raja dan tiga pengantarnya kemudian dijadikan pengawalnya.
Sedangkan, si pemuda yang tetap tinggal di Pamona, yang bernama Lelealu,
dipandang masyarakat Pamona bisa dijadikan sebagai panutan. Karena
sikap-sikap yang ditunjukkannya selama ini. Mereka sepakat menjadikan
Lelealu jadi Raja Pamona. Untuk lebih afdolnya, Lelealu juga dinikahkan oleh gadis setempat bernama Monogu.
Pasca menikah dengan Monogu, Lelealu segera diangkat jadi raja bergelar
Datu Pamona-Rombenunu. Datu Pamona pun dihadiahi Istana bernama
Langkanae. Dia memerintah Pamona dengan keadilan yang biasa
ditunjukkannya sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar