Pesut merupakan mamalia air yang unik. Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris)
selain sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai
Mekong (Kamboja, Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla
(Thailand), dan sub-populasi Malampaya (Filipina). Pesut yang termasuk
salah satu satwa dilindungi di Indonesia ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin Snubfin.
Diskripsi Pesut. Pesut
Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat
mencapai 130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru
tua dengan bagian bawah berwarna lebih pucat.
Bentuk badan pesut hampir mendekati oval
dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepala pesut
berbentuk bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek
dan tampak papak dengan lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran
kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan
membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
Pesut bernafas dengan mengambil udara di
permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya.
Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu
tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun mempunyai
kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan
menggunakan gelombang ultrasonik.
Habitat dan Populasi. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris
sub-populasi sungai Mahakam) hidup di sungai Mahakam pada daerah
sekitar 180 km dari muara sungai hingga 600 km dari daerah hulu. Lokasi
yang diduga didiami mamalia air tawar ini antara lain Kedang Kepala,
Kedang Rantau, Belayan, Kedang Pahu, dan anak sungai Ratah, serta
sebagai danau Semayang dan Melintang (Kreb 1999, 2004).
Populasi Pesut Mahakam diperkirakan
antara 67 hingga 70 ekor (2005). Ancaman tertinggi kelangkaan populasi
Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain itu juga
akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan sungai
Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.
Rendahnya populasi ini membuat
lumba-lumba air tawar ini menjadi salah satu binatang paling langka di
Indonesia. Sehingga tidak berlebihan jika kemudian IUCN Redlist menyatakan status konservasi Pesut Mahakam sebagai Critically Endangered (Kitis) yaitu tingkat keterancaman tertinggi.
Di Indonesia sendiri, pesut Mahakam di tetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Pesut Mahakam memang benar-benar unik.
Mamalia air yang hidup di air tawar dengan habitat dan persebarannya
yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah satunya di Kalimantan,
Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa dengan ancaman kepunahan
tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70 ekor saja. Anugerah
dan keunikan yang hanya akan disia-siakan oleh bangsa yang bodoh,
tentunya.
Klasifikasi ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Cetacea; Famili: Delphinidae; Genus: Orcaella; Spesies: Orcaella brevirostris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar