Negara
Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal dengan
keanekaragaman jenis flora atau tumbuh-tumbuhan di setiap daerahnya.
Salah satu daerah yang beruntung ditumbuhi oleh keindahan Sang Pencipta
itu adalah Provinsi Aceh, yang terkenal dengan floranya yang bernama Cempaka Wangi (Magnolia champaca/Michelia champaca) atau biasa disebut juga Bungong Jeumpa yang juga merupakan bunga identitas Kota Aceh.
Bunga Purba
Asal
usul nama “cempaka” sendiri bersumber dari bahasa Sansekerta. Nama-nama
dalam berbagai bahasa di India juga memiliki nama bermiripan, seperti champac, sonchaaphaa, atau sampangi. Secara umum, Cempaka Wangi
(Bungong Jeumpa) adalah pohon hijau abadi yang besar, biasanya bunganya
yang berwarna putih atau kuning dikenal luas sebagai sumber wewangian.
Bijinya terbungkus oleh salut biji yang disukai burung.
Bunga Cempaka Wangi merupakan jenis tanaman berbunga dari suku Magnoliaceae.
Bunga ini termasuk tanaman yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis
di Asia Selatan dan Asia Tenggara serta Tiongkok Selatan. Bunga Cempaka
Wangi ini masih termasuk tumbuhan purba, yang merupakan fosil yang hidup
dan asal-usulnya dapat ditelusuri hingga 95 juta tahun yang silam. Saat
ini, Cempaka Wangi hanya tumbuh di tempat-tempat tertentu saja. Salah
satu contohnya yaitu di wilayah Pulau Sumatera.
Wewangian
Bunga
Cempaka Wangi mengeluarkan aroma yang harum. Biasanya, hiasan Bunga
Cempaka Wangi digunakan sebagai riasan untuk menyambut tamu. Sedangkan
bunga yang masih kuncup digunakan sebagai hiasan rambut penari, yang
mayoritas adalah Inong (dalam bahasa Aceh berarti “perempuan”). Sehingga
Inong Aceh tersebut akan terlihat lebih cantik dan anggun, layaknya
seorang puteri. Ketika sang penari mulai beraksi, bunga ini akan
menebarkan aroma wangi yang semerbak. Bukan hanya untuk menyambut tamu,
oleh Inong Aceh bunga ini juga sering digunakan sebagai pelengkap
pakaian adat Aceh dalam upacara pernikahan.
Bungong Jeumpa ternyata
juga memiliki kegunaan lain, misalnya sebagai pengharum ruangan.
Biasanya beberapa kuntum Bunga Cempaka Wangi diletakkan ke dalam sebuah
mangkuk yang berisi air. Bahkan, wangi dari bunga ini digunakan sebagai
komponen utama salah satu parfum dari negara Perancis.
Namun karena populasinya sekarang yang
sangat terbatas, replika Bunga Cempaka Wangi kini banyak untuk keperluan
tata rias. Sehingga dalam upacara-upacara Adat Aceh sudah banyak
digunakan Bunga Cempaka Wangi tiruan sebagai pelengkap pakaian adat.
Baik Untuk Kesehatan
Selain terkenal karena kecantikan dan
aroma wanginya, Cempaka Wangi ternyata juga dipakai untuk pengobatan
tradisional yang juga bermanfaat bagi kesehatan. Misalnya, jenis Cempaka
Kuning berkhasiat bagi wanita untuk membantu proses pemulihan setelah
persalinan, mengobati kencing tidak lawas, serta mengobati demam
selsema.
Untuk wanita setelah melahirkan, caranya
adalah dengan mengambil beberapa helai daun Cempaka Kuning yang telah
dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian daun tersebut direbus hingga
mendidih. Air hasil rebusan daun kemudian diminum.
Sedangkan untuk mengatasi demam selsema,
ambil akarnya lalu ditumbuk hingga pecah, kemudian direbus dengan air
hingga mendidih. Setelah menjadi hangat, air hasil rebusan tersebut
kemudian diminum secara perlahan.
Pohon Bungong Jeumpa biasanya banyak
ditemui dan ditanam di pekarangan-pekarangan rumah warga, di halaman
kuil , dan di area pemakaman umum. Pohon Cempaka Wangi sebenarnya dapat
diperbanyak dengan cara mencangkok, atau dengan menumbuhkan bijinya.
Ada satu keunikan lain dari pohon Cempaka Wangi.
Yaitu adanya mitos yang menganggap bahwa Cempaka Wangi merupakan pohon
atau bunga keramat. Sebenarnya karena keberadaan pohon Cempaka yang
sering dihubung-hubungkan dengan tempat-tempat yang suci. Pada
kenyataannya, di kehidupan sehari-hari pohon Bungong Jeumpa telah
memberikan banyak manfaat.
Sumber: http://www.gosumatra.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar